Friday, December 13, 2013

Cara menguji kecepatan menulis dan membaca USB flashdisk

Pada saat kita akan membeli sebuah perangkat keras komputer, apakah itu CPU. Memori, Harddisk dll. salah satu faktor yang ingin kita ketahui yaitu kecepatan dan kinerja komponen tersebut. Harddisk ataupun SSD drive sekarang ini sudah mempunyai kapasitas penyimpanan yang begitu besar dan begitu pula dengan kecepatan menulis dan membacanya. Hal serupa juga terjadi pada media penyimpanan yang umum digunakan sekarang, yaitu USB flashdisk, banyak dari kita yang tidak begitu meperdulikan soal kecepatan menulis dan membaca sebuah USB flashdisk dan hanya peduli kepada kapasitas penyimpanan nya saja.
Dengan kapasitas penyimpanan sebuah USB flashdisk yang saat ini terus meningkat, jika anda membeli sebuah ush flashdisk dengan kapasitas tinggi sebesar 64GB tapi dengan kecepatan membaca dan menulis yang lambat, tentunya akan memakan waktu yang lama untuk memuat suatu file yang besar kedalamnya, bukan hanya membuang waktu dan uang, tapi bisa membuat frustrasi jadinya.
Jika anda terlanjur membeli sebuah usb flashdisk atau sudah mempunyai sebuah USB flashdisk dan ingin mengetahui kinerja atau kecepatan menulis dan membaca (R/W) nya, berikut saya akan berbagi perangkat lunak yang akan membantu kita untuk mengetahuinya.
  1. USBDeview
  2. USBDeview adalah utilitas portabel oleh Nirsoft yang memungkinkan Anda untuk menghapus daftar dan perangkat USB yang sebelumnya terpasang pada komputer Anda. Fitur lainnya adalah pilihan untuk benhmark flash drive dan opsi untuk mempublikasikan hasil Kecepatan Tes ke halaman web Nirsoft untuk melihat perbandingan.

    Download USBDeview

  3. SpeedOut
  4. SpeedOut adalah alat kecil, sederhana dan portabel yang dapat dengan cepat sekuensial mengukur membaca dan menulis kecepatan flash drive Anda. Program ini menjalankan tes pada tingkat rendah (perlu dijalankan sebagai admin) yang berarti nilai tidak terpengaruh oleh sistem file drive. Cukup memilih USB drive Anda dari drop down jika Anda memiliki lebih dari satu drive usb, dan SpeedOut akan berjalan 4 melewati untuk kedua membaca dan menulis tes, kemudian menampilkan nilai rata-rata untuk masing-masing. Skor dapat disimpan atau disalin dengan mengklik kanan pada judul bar. SpeedOut tidak akan merusak file dan tikak ada file yang ditimpa dan flash drive tidak perlu diformat untuk menjalankan tes.
    Download SpeedOut
  5. USB Flash Benchmark
  6. Ini adalah program pengujian kecepatan polos dan sederhana untuk USB flash drive yang akan menjalankan set lengkap tes benchmark untuk kecepatan dari potongan 1K sampai dengan 16MB, dan menampilkan hasilnya dalam grafik.
Perangkat lunak lainnya yang bisa digunakan untuk menguji kecepatan usb flashdisk kita :Check FlashCrystalDiskMark dan Flash Drive/Card Tester



Sumber : hong.web.id

Mengatasi Masalah Sinyal di Blackberry

Masalah Sinyal di Blackberry
Masalah Sinyal di Blackberry

1. Tanda Sinyal SOS Pada BlackBerry

Sinyal SOS pada BlackBerry menandakan bahwa BlackBerry anda tidak mendapat sinyal. Ini bisa saja terjadi jika anda berada di ruangan yang sangat minim mendapat asupan sinyal. Sinyal SOS pada BlackBerry membuat anda tidak dapat melakukan pengiriman/penerimaan SMS, Browsing, Chatting dan hampir semua layanan  yang memerlukan signal BlackBerry.

Solusi: Jika anda berada dalam ruangan minim sinyal, tentunya anda harus mencari tempat yang mendapat asupan sinyal yang cukup sehingga sinyal BlackBerry yang tadinya SOS kembali normal. Namun jika anda berada di ruangan yang memang mendapat asupan sinyal yang cukup tapi sinyal BlackBerry anda masih SOS, coba lakukan soft reset atau hard reset/reboot/restart BlackBerry Anda. Jika masih belum bisa, pancing sinyal BlackBerry atau bisa dengan Diagnostics Test dengan Host Routing Table.

2. Tanda Sinyal GSM

Tanda signal GSM pada BlackBerry, membuat BlackBerry anda hanya bisa di gunakan untuk SMS dan Telepon, tidak ada layanan data service yang bisa di gunakan seperti chatting, Email, Browsing, dll.
Solusi: hampir sama dengan solusi tanda sinyal BlackBerry SOS, anda bisa pancing sinyal BlackBerry anda atau PING!! ke server RIM dengan Diagnostics Test.

3. Sinyal BlackBerry Huruf Kecil gprs/edge/3g

Tanda sinyal gprs/edge/3g huruf kecil berarti anda belum melakukan pendaftaran untuk berlangganan paket data BlackBerry atau BIS. Bisa juga terjadi yang tadinya GPRS/EDGE/3G huruf besar menjadi huruf kecil gprs/edge/3g karena error pada data service di jaringan operator.
Solusi: Kalau anda belum berlangganan paket BIS anda bisa berlangganan terlebih dahulu, baca cara daftar dan info tarif. Jika memang sudah berlangganan layanan data service BlackBerry namun sinyal masih tetap menjadi huruf kecil gprs/edge/3g, maka anda bisa coba pancing sinyal BlackBerry anda atau lakukan Diagnostics Test.

4. Sinyal BlackBerry Huruf Besar GPRS/EDGE/3G

Sinyal BlackBerry GPRS/EDGE/3G dengan huruf besar berarti BlackBerry anda berada dalam layanan paket data BIS. Anda bisa menggunakan semua fitur browsing, chatting, Email, dll sesuai paket BIS yang anda ambil.



Sumber : trikgadget.com

Friday, December 6, 2013

KISAH RUMAH ORANG BIJAK DAN RUMAH ORANG BEBAL

Kisah Rumah Orang Bijak Dan Rumah Orang Bebal
Pada suatu hari, ada dua orang yang baru mendapatkan uang untuk membangun rumah. Dengan segera, keduanya pun mencari lahan untuk membangun. Orang yang pertama adalah orang yang bijak dan ia membeli lahan di atas batu karang. Ia menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk membangun rumahnya. Orang yang kedua adalah orang yang bebal dan ia membeli lahan di atas pasir. Dengan waktu cepat, ia sudah selesai membangun rumahnya.
Si orang bebal pun melintasi lahan orang bijak dimana ia masih bersusah payah membangun rumahnya. Kata si orang bebal kepada orang bijak, “Betapa bodohnya kamu, membangun rumah di atas batu karang. Lihat, sampai sekarang kamu belum selesai membangunnya.” Si orang bijak tidak berkata apa-apa dan terus membangun.
Beberapa tahun kemudian, rumah orang bijak pun selesai dibangun. Rumah itu berdiri dengan kokoh di atas fondasi batu karang. Tak lama setelah itu, datanglah hujan badai yang besar dengan angin yang berhembus dengan kencang dan menghantam rumah tersebut. Tetapi rumah si orang bijak tetap berdiri dengan kokoh karena dibangun di atas fondasi batu karang yang kuat.
Hujan angin badai yang sama pun menghantam rumah orang bebal di atas pasir dan karena fondasinya yang kurang kuat di atas pasir, maka rumah itu pun segera runtuh dan si orang bebal kehilangan seluruh rumah dan harta bendanya.
Si orang bebal pun menyesali kegegabahannya dalam membangun rumah. Ia berkata, “Seandainya aku tidak terburu-buru dan gegabah dalam membangun rumah, mungkin rumahku masih berdiri kokoh seperti rumah si orang bijak di atas batu karang.”
Oleh karena itu, jangan terburu-buru dan gegabah dalam merencanakan sesuatu. Apapun yang dibangun dengan fondasi yang kuat akan bisa bertahan melawan berbagai macam kesusahan.





Sumber : emotivasi.com

KISAH ANAK PEMIMPI DAN MADU

Kisah Anak Pemimpi Dan Madu
Pada suatu hari, ada seorang bocah lelaki yang mempunyai madu sebakul banyaknya. Karena ia anak yang malas, ia menyimpan madu di dekat tempat tidurnya. Orang tuanya sudah meminta agar ia segera menjual madu tersebut, tetapi ia terlalu malas untuk meninggalkan kamarnya.
Di sore hari, angin berhembus perlahan ke dalam kamar, dan ia pun mulai mengantuk. Walaupun ia tahu ia harus pergi menjual madu, ia memutuskan untuk tidur terlebih dahulu. Ia pun memejamkan mata dan mulai bermimpi. Di dalam mimpinya, ia telah menjual madunya dan mendapatkan uang yang banyak. Dengan uang itu, ia pergi bersenang-senang dengan teman-temannya, berpesta dan bersuka ria.
Di dalam mimpinya, ia dan teman-temannya mengadakan pesta dansa. Ada musik yang indah mengalir dan mereka pun berdansa ceria. Si Bocah yang malas ini menari dengan begitu seru dalam mimpinya, dan secara tidak sadar kakinya pun bergerak-gerak di atas tempat tidur, seakan-akan ia benar-benar berdansa.
Karena di dalam mimpi, ia menari dengan begitu seru, kakinya pun bergerak dan menendang bakul madu yang ada di samping tempat tidurnya. Bakul itu jatuh ke lantai dan pecah, membangunkan si Bocah. Ia dengan segera melihat ke bawah dan melihat madunya sudah tumpah di atas lantai dan tidak bisa berguna lagi. Maka menangislah ia karena berarti ia tidak bisa mendapatkan keuntungan dari penjualan madu tersebut.
Kita tidak boleh bermalas-malasan dan bermimpi saja. Karena untuk mencapai semua impian itu hanya dengan bekerja keras dan fokus pada bagian kita atau pekerjaan yang kita jalani.
Salam Sukses!!




Sumber : emotivasi.com

DI MANA LETAK KEBAHAGIAAN?

Dimana Letak KebahagiaanKonon pada suatu waktu, Tuhan memanggil tiga malaikatnya. Sambil memperlihatkan sesuatu Tuhan berkata, “Ini namanya Kebahagiaan. Ini sangat bernilai sekali. Ini dicari dan diperlukan oleh manusia. Simpanlah di suatu tempat supaya manusia sendiri yang menemukannya. Jangan ditempat yang terlalu mudah sebab nanti kebahagiaan ini disia-siakan. Tetapi jangan pula di tempat yang terlalu susah sehingga tidak bisa ditemukan oleh manusia. Dan yang penting, letakkan kebahagiaan itu di tempat yang bersih”.
Setelah mendapat perintah tersebut, turunlah ketiga malaikat itu langsung ke bumi untuk meletakkan kebahagiaan tersebut. Tetapi dimana meletakkannya?
Malaikat pertama mengusulkan, “Letakan dipuncak gunung yang tinggi”.
Tetapi para malaikat yang lain kurang setuju.
Lalu malaikat kedua berkata, “Latakkan di dasar samudera”.
Usul itupun kurang disepakati.
Akhirnya malaikat ketiga membisikkan usulnya. Ketiga malaikat langsung sepakat. Malam itu juga ketika semua orang sedang tidur, ketiga malaikat itu meletakkan kebahagiaan di tempat yang dibisikkan tadi.
Sejak hari itu kebahagiaan untuk manusia tersimpan rapi di tempat itu. Rupanya tempat itu cukup susah ditemukan. Dari hari ke hari, tahun ke tahun, kita terus mencari kebahagiaan. Kita semua ingin menemukan kebahagiaan.
Kita ingin merasa bahagia. Tapi dimana mencarinya?
Ada yang mencari kebahagiaan sambil berwisata ke gunung, ada yang mencari di pantai, Ada yang mencari ditempat yang sunyi, ada yang mencari ditempat yang ramai. Kita mencari rasa bahagia di sana-sini: di pertokoan, di restoran, ditempat ibadah, di kolam renang, di lapangan olah raga, di bioskop, di layar televisi, di kantor, dan lainnya. Ada pula yang mencari kebahagiaan dengan kerja keras, sebaliknya ada pula yang bermalas-malasan. Ada yang ingin merasa bahagia dengan mencari pacar, ada yang mencari gelar, ada yang menciptakan lagu, ada yang mengarang buku, dll.
Pokoknya semua orang ingin menemukan kebahagiaan. Pernikahan misalnya, selalu dihubungkan dengan kebahagiaan. Orang seakan-akan beranggapan bahwa jika belum menikah berarti belum bahagia. Padahal semua orang juga tahu bahwa menikah tidaklah identik dengan bahagia.
Juga kekayaan sering dihubungkan dengan kebahagiaan. Alangkah bahagianya kalu aku punya ini atau itu, pikir kita. Tetapi kemudian ketika kita sudah memilikinya, kita tahu bahwa benda tersebut tidak memberi kebahagiaan.
Kita ingin menemukan kebahagiaan. Kebahagiaan itu diletakkan oleh tiga malaikat secara rapi. Dimana mereka meletakkannya? Bukan dipuncak gunung seperti diusulkan oleh malaikat pertama. Bukan  didasar samudera seperti usulan malaikat kedua. Melainkan di tempat yang dibisikkan oleh malaikat ketiga.
Dimanakah tempatnya?
Saya menuliskan sepenggal kisah perjalanan hidup saya untuk berbagi rasa dengan teman-teman semua, bahwa untuk mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan itu tidaklah mudah. Perlu perjuangan. Ibarat sebuah berlian, dimana untuk mendapatkan kilauan yang cemerlang, harus terus diasah dan ditempa sehingga kemilauan yang dihasilkan terpancar dari dalamnya.
Begitu juga hidup ini.Kita harus rendah hati.
Seringkali kita merasa minder dengan keberadaan diri kita.
Sering kali kita berkata, ach… gue mah belum jadi orang.
Tinggal aja masih ama ortu, ngontrak, TMI dll.
Kita harus ingat, bahwa yang menentukan masa depan kita adalah Tuhan.
Dan kita harus menyadari bahwa jalan Tuhan bukan jalan kita.
Tuhan akan membuat semuanya INDAH pada waktunya.
Jika menurut buku ada 7 faktor (mental, spiritual, pribadi, keluarga, karir, keuangan dan fisik) yang menentukan sukses seseorang, mengapa tidak kita coba untuk mencapainya semua itu?
Setelah kita mencapainya, bagaimana kita membuat ke-7 faktor tersebut menjadi seimbang?
Yang penting disini adalah hikmat.
Barangsiapa yang bijaksana dapat mencapai kebahagiaan dan kesuksesan di dalam hidup ini.
Oh ya…, dimanakah para malaikat menyimpan kebahagiaan itu?
DI HATI YANG BERSIH.





Sumber : emotivasi.com

SELAMAT PAGI, ANDA KENA PHK!

kena-phk.jpgSeorang Chief Operating Officer sebuah perusahaan ternama dunia hari itu datang kekantornya yang megah tepat jam 7 pagi. Sang pemilik perusahaan memasuki ruang kerjanya tak lama kemudian. Setelah berbasa-basi sedikit, beliau berujar;”My friend,” katanya. “Aku bangga dengan hasil kerjamu selama ini,” lanjutnya. Sang CEO tentu saja bahagia mendengar pujian bossnya itu. “Namun,” lanjut si boss. Kali ini, hati CEO itu mulai dihinggapi tanda tanya besar. “Para stakeholders kita menginginkan untuk menggantikanmu dengan seseorang yang lebih baik…..” Saat itu juga, pagi yang cerah seakan-akan berubah menjadi gelap gulita sambil sesekali dikilati cahaya dari bunyi petir dan gelegar halilintar yang membuat jiwa bergetar. Sang CEO hanya bisa terpana. Seolah tidak percaya pada apa yang baru saja didengarnya. Seandainya, berita itu tidak ditujukan kepada CEO yang sedang kita bicarakan itu. Melainkan kepada anda. What are you going to do?
Boleh jadi anda mengira bahwa percakapan diatas itu sekedar rekaan belaka. Tapi, jika anda mengikuti perkembangan dunia bisnis internasional akhir-akhir ini; anda akan menemukan bahwa pembicaraan semacam itu sungguh-sungguh terjadi didunia nyata. ‘Korbannya’? Banyak. Mulai dari orang nomor satu di bank terkemuka. Pemimpin perusahaan farmasi tercanggih. Hingga raksasa minuman berbahan dasar kopi yang aroma ketenarannya sampai kesini. Bahasa politik boleh mengatakannya dengan halus, semisal; pensiun dini atau golden shake hand. Tetapi, dalam bahasa kita; itu tidak beda dengan tiga huruf mengerikan bernama P. Dan H. Dan K. Sounds familiar, right? Yes, that PHK.
Anda tentu masih ingat kisah tragis legendaris yang menimpa kapal pesiar Titanic yang tenggelam pada tanggal 14 April 1912. Peristiwa itu diperkirakan menelan 1,500 korban jiwa. Para ahli mempercayai bahwa faktor utama yang menyebabkan banyaknya jumlah korban jiwa bukanlah semata-mata tenggelamnya kapal tersebut, melainkan; kurangnya jumlah sekoci yang ada dikapal itu dibandingkan dengan jumlah penumpang yang ada. Mereka begitu yakin bahwa Titanic tidak bisa tenggelam. Jadi, mengapa harus menyediakan sekoci? Konon, ketika perisiwa itu terjadi; sesungguhnya masih banyak waktu untuk melakukan penyelamatan. Namun, karena jumlah sekoci penyelamat hanya sedikit, hanya sebagian kecil saja yang bisa diselamatkan.
Dalam kehidupan kerja pun kita sering berpikir seperti itu. Kita begitu yakin bahwa kapal yang kita gunakan untuk mengarungi samudera dunia kerja ini tidak akan tenggelam. Sehingga kita tidak merasa penting untuk memiliki sekoci. Tetapi, berapa banyak sudah perusahaan yang gulung tikar dan kemudian tenggelam seperti halnya Titanic? Jika kita boleh berkata tanpa sensor, sesungguhnya dunia kerja kita lebih beresiko daripada Titanic. Apa yang terjadi pada Titanic adalah musibah bagi semua penumpang. Semua orang menghadapi masalah yang sama. Sebab; orang baik tidak ditendang keluar dari kapal. Tetapi, dalam sebuah perusahaan; sudah sering terjadi seorang karyawan ditendang keluar dari bahtera perusahaan semudah itu. Seperti peristiwa yang menimpa sang CEO diatas itu.
Jika itu bisa terjadi kepada pimpinan puncak sebuah perusahaan; maka tidak heran jika bisa dengan sangat gampangnya menimpa karyawan- karyawan dilevel lainnya. Ya. Tentu saja. Anda sudah tahu itu. Bahkan mungkin sudah banyak teman anda yang terkena PHK juga. Sayangnya, saat ini pun kita masih begitu yakinnya untuk mengatakan bahwa kita tidak akan mengalami nasib seperti itu. Sungguh, tidak ada yang menjaminnya. Sebab, bagaimanapun juga itu bisa menimpa siapa saja. Karyawan yang jelek. Karyawan yang bagus. Karyawan dilevel manapun juga. Direktur? Sudah banyak direktur yang terkena PHK juga, bukan?
Seseorang mungkin menganggap anda terlampau pesimis dalam memandang masa depan pekerjaan. Ada bedanya antara sikap pesimis dengan sikap antisipatif. Seseorang yang pesimis, memandang dari sisi negatif, dan dia tidak melakukan apa-apa untuk mempersiapkan dirinya, kecuali memelihara perasaan was-was. Sedangkan, orang yang antisipatif, memandang sebuah resiko secara rasional dan proporsional. Lalu dia mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi sulit jika terjadi sewaktu-waktu.
PHK adalah resiko kita sehari-hari. Kita tidak perlu terlampau percaya diri dengan mengatakan bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi pada kita. Atau sebaliknya terlalu takut jika mengalaminya. Sebab, selama kita ‘mempersiapkan diri kita untuk menghadapi kemungkinan itu,’ maka yakinlah bahwa masa depan kita akan baik-baik saja. Paling tidak, kita tidak terlampau syok, jika itu benar-benar terjadi. Dan yang lebih penting dari itu adalah; memulai mempersiapkan ‘sekoci’ itu dari saat ini. Sekoci yang selalu siap digunakan jika sewaktu-waktu kita membutuhkannya.
Begitu beragamnya reaksi orang ketika terjadi PHK. Ada yang panik. Ada yang biasa-biasa saja. Ada pula yang senang alang kepalang. Ada orang yang mendapatkan ‘golden shake hand’ tetapi hatinya miris dan menghadapi dunia didepannya dengan tatapan pesimis. Ada yang mendapatkan uang pesangon sekedar sesuai dengan peraturan yang tertuang dalam undang-undang; namun, memandang masa depannya dengan antusias dan optimis. Mengapa sikap mereka bisa beda begitu ya? Ternyata, orang-orang yang sudah ‘mempersiapkan’ dirinya untuk situasi sulit seperti itu lebih bisa menghadapi kenyataan itu. Mereka melihat sisi terangnya. Dan mereka menemukan bahwa; itu bukanlah akhir dari segala-galanya.





Sumber : emotivasi.com

Thursday, December 5, 2013

Dahsyatnya memberi...

Hari Jumat (15/2) lalu saya ketemu pak David Marsudi, presiden direktur jaringan restoran D’Cost. Orang satu ini luar biasa nyentrik-nya. Dia misalnya, menyebut dirinya sebagai “pendekar bodoh” (nama perseroan D’Cost adalah PT. Pendekar Bodoh). Kenapa? Karena, menurut dia, menjadi pengusaha itu harus terus-terusan merasa bodoh. “Karena merasa bodoh, maka kemudian kita harus terus belajar. Kalau kita sudah pintar, kita berhenti belajar,” ujarnya.
Pada saat mau ketemu pak David, kebetulan saya melewati meja resepsionis dengan latar belakang logo D’Cost Academy, training center jaringan resto bersemboyan: “Mutu Bintang Lima, Harga Kaki Lima” ini. Yang mengusik saya adalah tagline D’Cost Academy yang bunyinya menggelitik, “Stupid Guys Keep Learning”; orang bodoh selalu belajar. Intinya, tagline itu ingin mengatakan, semua karyawan D’Cost adalah orang bodoh, dan karena itu akan selalu belajar. “Kami adalah orang-orang bodoh berjiwa pendekar,” tukasnya.
Ruarrr biasa!!! Terus terang, setelah hampir dua jam saya ngobrol dengan pak David, saya jadi malu abis karena selama ini saya merasa pinter dan sok keminter. Padahal sesungguhnya nggak ada apa-apanya dibanding pak David… hehehe.
Giving
Yang membuat saya salut luar biasa ke pak David adalah prinsip bisnisnya yang meneduhkan. Begini bunyi falsafah bisnisnya: “Hanya konsentrasi pada apa yang dapat Anda berikan,
jangan kawatir atas apa yang akan Anda dapatkan.” Intinya, D’Cost harus memberi, memberi, dan memberi. Semakin banyak memberi, maka ujung-ujungya akan semakin banyak mendapatkan. The more you give, the more you get!!!
Pak David memberi perumpamaan pendulum: “Ketika dilempar, maka pada akhirnya pendulum pasti akan kembali.” Saya kemudian iseng menimpali, “Tapi masalahnya, kapan pendulum itu akan balik pak?” Dengan tangkas ia menjawab, “mungkin saat itu juga, mungkin sebulan kemudian, mungkin setahun kemudian, bisa juga bertahun-tahun kemudian. Nggak masalah, itu semua Tuhan yang aturkita manusia tak usah repot-repot mikirin,” jawabnya enteng.
Prinsip memberi inilah yang melandasi kenapa pak David memilih restoran sebagai bidang usahanya. “Karena restoran itu menampung banyak pegawai,” ujarnya. Kalau bisnis D’Cost sukses, maka makin banyak karyawan yang ditampung, semakin banyak berkah diberikan kepada karyawan. Karena itu pak David punya spirit bahwa D’Cost harus menjadi “distributor rezeki” bagi bagi para karyawan dan siapapun yang berbisnis dengan D’Cost. Wow… betapa indahnya.
Memerdekakan
Berkah yang diberikan D’Cost, kata pak David, tak hanya kepada karyawan dan partner bisnis. Yang terutama justru kepada konsumen. Apa itu? Pak David bercerita bahwa model bisnis D’Cost sesungguhnya simpel, yaitu: menjadikan makanan-makanan yang dulunya nggak terjangkau oleh kantong rakyat kecil, kini menjadi terjangkau. “Mimpi saya adalah menjadikan rakyat kecil bisa makan masakan hotel berbintang tapi dengan harga yang terjangkau oleh kantong mereka,” papar pak David mengenai falsafah di balik tagline “Mutu Bintang Lima, Harga Kaki Lima”.
Contohnya seafood. Selama ini kita mengenal seafood sebagai masakan mahal, tapi oleh D’Cost kini dibikin murah sehingga terjangkau rakyat jelata. Pak David kini juga sedang merintis restoran susi Jepang yang bakal buka sebentar lagi. Prinsipnya sama, kalau selama ini masakan susi mahal dan hanya ada di hotel berbintang, maka kini harus menjadi murah dan terjangkau rakyat kecil. “Nanti kita akan bikin restoran Italia, restoran Amerika, restoran Eropa dengan harga rakyat jelata,” tambahnya.
Jadi prinsip giving di sini diterjemahkan sebagai “memerdekakan” rakyat kecil yang ingin merasakan dan menikmati masakan mahal, masakan hotel, atau masakan luar negeri, yang selama ini tak terjangkau oleh isi kocek mereka.
Pengusaha Bodoh
Ada lagi konsep bisnis nyleneh pak David yang membuat saya berpikir tujuh keliling. Yaitu argumentasi pak David yang menyebut dirinya sebagai “pengusaha bodoh”. Dia bilang bahwa, kini pasar dipenuhi oleh “konsumen pintar” dan “pengusaha pintar”. Ciri konsumen pintar adalah ia minta mutu tinggi tapi dengan harga semurah mungkin. Sementara ciri pengusaha pintar adalah ia memberikan mutu tinggi tapi dengan harga berlipat-lipat lebih tinggi. “Kalau konsumen dan pengusaha sama-sama pintar, maka ini nggak akan ketemu-ketemu,” jelas pak David.
Karena itu, pak David memosisikan diri sebagai “pengusaha bodoh”. Apa cirinya pengusaha bodoh? Yaitu ketika dia memberikan mutu setinggi mungkin, tapi memasang harga semurah mungkin (yup, ini namanya “ngajak bangkrut” hehehe). “Saya bisa pastikan, konsumen pintarlebih suka pada pengusaha bodoh dibanding pengusaha pintar. Itu sebabnya saya memilih menjadi pengusaha bodoh,” seloroh pak David berargumen.
Secara logika model bisnis yang diambil pak David selintas nggak masuk akal. Bagaimana bisa memberikan mutu tinggi, tapi harga murah? Tapi justru inilah indahnya prinsip bisnis pak David. Intinya kalau niatnya ikhlas untuk memberikan yang terbaik untuk konsumen, maka Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk kita. Pendulum yang dilempar pasti pada waktunya akan kembali. Inilah indahnya prinsip memberi. It’s the power of giving.
Nyentrik
Untuk memberikan gambaran bagaimana prinsip giving ini dijalankan pak David, coba kita simak program-program promosi nyleneh dan melawan arus (yup, paradoks) yang dijalankan D’Cost. Ambil contoh program “Diskon Umur”. Program ini memberikan diskon ke konsumen sesuai umur yang tertera di KTP. Kalau umur Anda 30 tahun maka Anda dapat diskon 30%. Kalau umur Anda 80 tahun Anda dapat diskon 80%. Lalu bagaimana kalau umur Anda 104 tahun? “Anda malah dapat cash back, habis makan malah dapat duit,” ujar  pak David. Kwkwkwwkkw!!!
Contoh program nyleneh lain adalah program “Hamil Baru Bayar”. Program ini memberikan kesempatan para pasangan untuk merayakan pernikahan di D’Cost gratis untuk 300 kursi plus dekorasi pelaminan. Bayarnya kapan? Bayarnya setelah si istri hamil. Begini bunyi iklannya: “Pesta Pernikahan Sekarang… Hamil Baru Bayar.. (Tidak Hamil, Gratis)”. Ada juga program “Uang dan Doa” dimana konsumen membayar makanan di D’Cost dengan “Separo Uang, Separo Doa”. Syaratnya, si konsumen wajib mendoakan orang lain dalam secarik kertas, doa inilah yang dipakai untuk membayar separo harga makanan yang dipesan. Kwkwwkwkw!!!
Seperti halnya saya, Anda para pembaca pasti bertanya-tanya: “Konsumen usia 104 tahun makan di D’Cost nggak bayar malah dapat duit, apa itu nggak bikin bangkrut?” Atau, “Pasangan menggelar resepsi gratis di D’Cost tapi setelah hamil menghilang nggak bayar, apa itu nggak bikin bangkrut?” Inilah sekali lagi keindahan dari spirit of giving. Barangkali memang banyak pasangan yang tidak balik ke D’Cost saat istrinya hamil, tapi bagi pak David itu tidak jadi masalah. “Dari program-progran yang unik itu kita mendapatkan simpati dari konsumen dan ini bisa memicu promosi dari mulut ke mulut yang nilai rupiahnya bisa miliaran,” ujar pak David tangkas, “pokoknya nggak usah kawatir, itu semua Tuhan yang atur.”
Kini bahkan pak David sedang mempersiapkan gerai bakery-nya  dengan merek D’ Stupid Baker. Yang menarik adalah tagline-nya yang berbunyi: “5 Star Quality, Stupid Price“. Yang lebih menarik adalah nama perusahaan yang menaungi D’ Stupid Baker, yaitu PT Bocuan Gapapa. Mau tahu apa maksudnya? Bocuan Gapapa maksudnya “nggak profit nggak papa“… yang penting memberi… kwkwkkwkwkwkk…
Mengikuti pengalaman saya ngobrol dengan pak David, mungkin Anda kini mulai terbuka lebar hatinya. Barangkali Anda mulai sepakat dengan saya bahwa, setelah membaca kolom ini kita harus menjadi orang bodoh. Orang bodoh yang berjiwa pendekar. Orang bodoh yang bersenjatakan spirit memberi. Sekali lagi: It’s the power of giving.
Pak David memang T-O-P.. B-G-T!!!




Sumber : yuswohadi.com

Membangun Jiwa dan Semangat Wirausaha

Membangun Jiwa dan Semangat Wirausaha
Oleh Suhendi, S.Sos.,MM
Berwirausaha memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, namun harus siap menjalani berbagai tantangan. Tidak sedikit orang yang berhenti menjadi wirausahawan dan lebih suka melamar pada sebuah perusahaan untuk bekerja menjadi karyawan dengan gaji yang aman dan rutin setiap bulan, karena mental yang lemah dalam menghadapi tantangan ini.
Berbagai tantangan harus siap kita hadapi. Misalnya, penghasilan yang tidak tetap dan kecil, sementara kebutuhan hidup tanpa ampun menyerang dari segenap penjuru. Kitapun dihantui rasa tidak aman dalam berwirausaha. Juga godaan untuk tidak berkomitmen dalam berwirausaha. Itu semua hanyalah godaan. Di sisi lain, masyarakat Indonesia kurang mampu dalam berinovasi dan berkreativitas menjadi salah satu penyebab banyaknya usaha yang bangkrut, padahal modal sudah tersedia.
Berwirausaha memang tak cukup hanya bermodalkan rasa ingin belaka. Berwirausaha harus merupakan pilihan, lalu menetapkan langkah pasti dan teguh dalam menjalaninya. Idealnya, komitmen dan konsistensi itu harus terus dijaga apapun ujiannya, apapun godaannya, dan apapun hasilnya. Apalagi tingkat persaingan usaha dan perilaku pasar semakin dinamis. Wirausahawan harus memiliki keyakinan, cita-cita untuk menjadi besar diawali dengan langkah-langkah kecil.

Berwirausaha dalam Pandangan Islam

Dalam Islam, berwirausaha merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, karena keberadaannya sebagai khalifah fil-ardh  untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik. Dalam surat Al-Jumu’ah [62] : 10 “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan banyak-banyak mengingat Allah supaya kamu beruntung”.
Rasulullah dikenal sebagai pribadi yang terus mendorong semangat wirausaha di kalangan para sahabat-sahabatnya. Pada suatu ketika, Sa’ad bin Musa Al-Anshari menuturkan sebuah kisah, bahwa pada waktu Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam baru kembali dari Perang Tabuk, beliau melihat tangan Sa’ad yang melepuh. Kulitnya gosong kehitam-hitaman karena diterpa sengatan matahari. “Kenapa tanganmu?” tanya Rasulullah. “Karena aku mengolah tanah dengan cangkul ini untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku”  Rasulullah lalu mengambil tangan Sa’ad dan menciumnya seraya berkata, “Inilah tangan yang tidak pernah disentuh api neraka, Dalam riwayat yang lain, setelah mencium tangan pekerja, beliau bersabda, “Hadzihi yaddun yuhibuhallahu wa Rasuuluhu” inilah tangan yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. “ (HR At-Thabahari)
Rasulullah pernah menjalani hidup dalam masa-masa sulit, tapi beliau punya semangat untuk berkembang, kreatifitasnya, usahanya untuk hidup mandiri yang merupakan karakter dasar jiwa wirausaha.
Kejujuran beliau, pribadi beliau yang menyenangkan, juga ketekunan beliau. Semua itu merupakan modal yang harus dimiliki oleh wirausahawan. Apa yang dimiliki Rasulullah ini, dalam dunia bisnis, biasa disebut sebagai personality.
Dua puluh lima tahun lamanya Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wasallammendedikasikan diri pada dunia wirausaha, semenjak beliau baru berusia 12 tahun hingga 37 tahun. Selama itu, kecerdasan, ketekunan, keuletan dan kejujuran telah menempatkan Muhammad shallallahu ’alaihi wasallam sebagai wirausahawan yang disegani di Jazirah Arab.

Menumbuhkan wirausaha

Dalam berbagai pelatihan dan seminar, Ir. Ciputra selalu mengajukan tujuh macam pertanyaan mendasar untuk membangun dan memicu jiwa kewirausahaan.
  1. Apakah Anda berhasrat besar menjadi seorang entrepreneur? Anda dapat memberikan pernyataan-pernyataan utuk dapat meyakinkan orang lain bahwa Anda benar-benar memiliki hasrat besar untuk menjadi wirausahawan.
  2. Apakah Anda melihat kesempatan besar untuk melayani pasar? Apakah kita melihat sebuah peluang besar yang belum dilakukan orang lain?
  3. Apakah Anda punya produk inovatif yang sulit ditolak oleh prospek Anda? Apa “kuda Troya” Anda?
  4. Apakah Anda mampu memenangkan persaingan secara efektif? Jadilah yang lebih baik bukan hanya di barisan belakang. Jika Anda tidak dapat menjadi lebih baik, ciptakan perbedaan.
  5. Apakah Anda bisa menghasilkan produk dan memasarkannya dengan cara yang paling efisien? Sebagian kecil orang membeli karena mahal. Sebagian besar orang membeli karena murah.
  6. Apakah Anda tahu cara mendanai ide usaha baru Anda dengan biaya termurah, resiko terendah dan hasil yang terbaik? Misalnya dengan: modal sendiri, mitra, bank, modal ventura, atau mencicil?
  7. Apakah Anda siap menghadapi tuntutan kerja keras, berani menanggung resiko gagal dan rugi? Perlu juga disiapkan mentalitas, bahwa sukses dan gagal memiliki nilai yang sama.
Ketujuh pertanyaan di atas meruapakan pelajaran untuk mengembangkan jiwa dan semangat entrepreneurship yang secara terus menerus harus kita kembangkan.

Budaya

Wirausaha membutuhkan suatu skill untuk menjalankan usahanya. Skilltersebut bisa berupa cakap menjual dan integritas yang tinggi. Selain itu harus juga mempunyai sikap ulet, gigih, pandai, disiplin, pantang menyerah, dan mempunyai pikiran yang terbuka.
Sepengetahuan penulis, sikap seseorang bisa terbentuk karena pengaruh budaya di mana dia hidup dan berkembang. Jadi sikap seseorang dan skill seseorang bisa terpengaruh dari kebudayaan dimana orang tersebut tinggal.

Upaya Pemerintah

Joseph Schumpeter dalam bukunya, The Theory of Economic Developmentmengatakan, sebuah kebutuhan dasar bagi bangkitnya pertumbuhan ekonomi suatu negara, yaitu sumbangsih para entrepreneur. Jadi, keberadaan para entrepreneur pada suatu negara akan mampu menumbuhkan perekonomian negara tersebut.
Indonesia membutuhkan sekitar 2,5% wirausaha, namun pada kenyataannya saat ini hanya ada sekitar 0,08% wirausaha yang memberanikan diri untuk terjun dalam dunia usaha.  Ada beberapa hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk menumbuhkan para wirausahawan ini. Pertama, memberikan modal usaha bagi para pengusaha (terutama para pengusaha muda) dan pendampingannya. Kedua mempermudah izin bagi yang akan mendirikan usaha. Ketiga, dimasukannya kurikulum berbasis soft skills dan entrepreneurship dalam pelajaran sekolah untuk segala jenjang pendidikan. ***

Penulisdosen di Stikom Bandung dan Pemerhati Manajemen SDM.

Sumber: Majalah Pengusaha Muslim Cetak Edisi September 2010

Menjemput Rizki Dengan Sedekah

Sebuah Kisah 
Indahnya Berbagi... 

         Malam itu di sebuah pesantren yatim - piatu di Jawa seorang pengusaha datang bersilaturahmi ke pengasuh pesantren tersebut. Kemudian berlangsunglah sebuah percakapan antara keduanya. 


"Pak Kyai, saya datang kesini mau minta bantuan do'a, agar hajat saya dikabulkan oleh Allah SWT".Ujar si pengusaha.
"Memangnya saudara mempunyai hajat apa ?". Tanya Pak Kyai dengan ringan.
"Begini Pak Kyai, saya ini punya usaha kilang migas. Saya sedang ikut tender di Riau. Do'akan agar saya bisa menang tender". Jelas si pengusaha.
"Hhhmmm" Pak Kyai hanya bergumam tanpa sedikitpun memberi tanggapan. Entah apa gerangan, mungkin untuk meyakinkan pak Kyai, tiba - tiba si pengusaha berkata.
"Tolong do'akan saya dalam tender ini pak Kyai, insya Allah seandainya saya menang tender, pasti saya akan bersedekah ke pesantren ini". Menanggapi  pernyataan si pengusaha, Pak Kyai yang asli Madura bertanya, 
"Sampeyan hafal surat Al-Fatihah ?!". Si pengusaha menjawab.
" iya Pak Kyai saya hafal".
"Tolong bacakan surat Al-Fatihah itu". Pinta Pak Kyai.
"Memangnya ada apa Pak Kyai, kok tiba-tiba ingin mendengarkan saya baca Al-Fatihah ?". 
"Sudah baca saja..." . Tukas Pak Kyai. Maka sang pengusaha itu pun mulai membacanya.
"Bismillahirrahmaanirrahiim.. Alhamdulillahi rabbil alamiin.. Arrahmanir rahim.. Maaliki yaumiddiin..Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in....".
"Sudah-sudah cukup, berhenti sampai disitu!" pinta Pak Kyai. Si pengusaha itupun menghentikan bacaannya.
"Ayat yang terakhir sampeyan baca itu mengerti tidak maksudnya..?!". Tanya Pak Kyai.
"Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in...., Pak Kyai ?" . Tanya si pengusaha menegaskan.
"Ya, yang itu !". Jawab Pak Kyai.
" Ohh.. itu saya sudah tau artinya, hanya kepada Engkaulah Kami menyembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan". Tandas si pengusaha. Pak Kyai lalu berujar ringan,
"Ohh.., rupanya masih sama Al-Fatihah  sampeyan dengan Al-Fatihah yang saya punya". Si pengusaha kebingungan.
"Maksud Pak Kyai?!" . Tanya si pengusaha dengan heran.
"Saya kira alfatihah sampeyan sudah terbalik menjadi iyyaka nasta'in wa Iyyaka na'budu". Jawab Pak Kyai.
Si pengusaha malah bertambah bingung mendengar penjelasan pak kyai, ia pun berkata.
" Saya masih belum mengerti pak kyai..!". Pak Kyai tersenyum melihat kebingungan si pengusaha, beliau pun menjelaskan,
"Tadi sampeyan bilang kalau menang tender maka sampeyan akan bersedekah ke pesantren ini. Menurut saya itu namanya iyyaka nasta'in wa Iyyaka na'budu. Kalau Al-Fatihah sampeyan gak terbalik, pasti sampeyan sedekah dulu ke pesantren ini, insya Allah pasti menang tender akan terbukti". Keras sekali sindiran yang menghujam jantung hati si pengusaha.

         Ba'da dzuhur esok harinya, Handphone pak Kyai berdering. Rupanya si pengusaha tadi malam.
"Mohon di cek Pak Kyai, saya barusan sudah transfer ke rekening pesantren". Kata si pengusaha, sambil pamit lalu menutup telephon. Sujurus kemudian pak kyai pergi ke Bank membawa buku tabungan, usai di cetak lalu di cek, dan Pak kyai langsung kaget melihat angka 2 dan deretan angka nol (0) yang amat panjang. Hingga Pak Kyai merasa sulit memastikan jumlah uang yang di transfer. Pak Kyai pun bertanya pada teller Bank, "Mbak tolong bantu saya, berapa dana yang ditranfer ke rekening saya ini..?". Sang teller menjawab, " ini nilainya dua ratus juta, pak kyai". 

        Malamnya lepas maghrib, pak Kyai mengumpulkan seluruh ustadz dan santri di pesantren yatim itu. Dan mereka membaca Al-Qur'an, Dzikir dan do'a yang panjang untuk hajat yang ingin dicapai oleh si pengusaha. Seminggu kemudian si pengusaha menelpon pak kyai. "Pak Kyai saya ingin mengucapkan terimakasih atas do'anya tempo hari. Alhamdulillah baru saja saya mendapatkan kabar bahwa perusahaan saya menang tender dengan nilai yang cukup besar..!!". Mendengar itu, Pak Kyai turut bersyukur kepada Allah SWT. Ia bertanya, "Berapa hasil tender yang di dapat?". Kemudian si pengusaha menjawab. "Alhamdulillah.., nilai'a Rp. 9,8 milyar pak kyai".

Subhanallah.., begitu cepat balasan yang diterima pengusaha itu.





Sumber : buletin Al-Misbah, yang diasuh oleh KH. Misbahul Munir. (Tj.Priuk, Jakarta Utara).

JANGAN BIARKAN PERNIKAHAN ANDA MENJADI BENCANA!

sad-bride
Pernahkah Anda membayangkan Pernikahan yang hanya terjadi sekali dalam hidup, yang Anda harapkan menjadi salah satu momen terindah dalam hidup Anda malah berubah menjadi suatu bencana yang tidak pernah Anda harapkan dan bayangkan sebelumnya. Mimpi Anda akan suatu pernikahan anggun yang tak terlupakan menjadi sirna tatkala pesta Anda berubah menjadi kacau balau tak ubahnya pasar malam bahkan sebuah bencana!
Hari ini saya menghadiri sebuah pernikahan yang mempelainya tidak saya kenal. Saya mewakili orang tua saya yang diundang oleh orang tua dari mempelai pria. Sesampai di tempat resepsi, tamu undangan sudah cukup banyak yang datang. Tempat yang tidak begitu besar membuat suasana menjadi agak kurang nyaman. Seolah tempat tersebut dipaksakan sebagai ruang resepsi pernikahan. Tempat pelaminan pun terkesan dipaksakan disana karena ruangannya memang kurang mendukung. Antara pintu masuk dan pelaminan hanya berjarak sekitar sepuluh meter. Rasanya kurang enak untuk prosesi pernikahan menuju pelaminan karena jarak yang terlalu dekat. Ruang resepsi tersebut berada di lantai dua, dan karena ruangan yang kurang memadai pula membuat keluarga yang menyambut para tamu harus berdiri di tangga untuk menyambut tamu yang berdatangan. Keadaan tersebut membuat suasana agak kurang nyaman dan janggal.
Saat prosesi pernikahan dimulai, mempelai beserta orang tuanya berjalan menuju pelaminan dengan gontai. Tak ada senyum yang menghiasi wajah mereka, padahal hari itu adalah hari yang seharusnya menjadi hari yang penuh kebahagiaan. Sering kali orang lupa menebar senyum pada saat itu, mungkin mereka terlalu tegang atau suasana pernikahan yang tidak nyaman membuat mereka tidak bisa mengeluarkan senyum secara spontan.
Jalannya resepsi pernikahan terkesan hambar dan kosong, tidak ada rona kebahagiaan di ruangan itu. Hal tersebut diperparah oleh MC yang harusnya bertugas menghidupkan suasana malah membawakan acara resepsi tersebut dengan kaku dan terkesan apa adanya. Ditambah pula oleh pakaian MC tersebut yang tidak ’matching’ antara warna jas dan celana yang berbeda. Dan MC tersebut juga sering melakukan kebiasaannya yang kurang enak tanpa sadar yaitu menggosok-gosokkan microphone ke mukanya yang mungkin gatal.
Saya sering menghadiri resepsi pernikahan dan mengamati kerja orang-orang yang terlibat dalam resepsi tersebut sebagai bahan pelajaran dan pengalaman. Suasana pernikahan hambar yang saya hadiri hari ini masih tergolong lumayan dibanding dengan beberapa pernikahan yang berubah menjadi pasar malam bahkan bencana menurut saya.
Saya sering menghadiri resepsi pernikahan yang awalnya berjalan dengan indah, tiba-tiba saja menjadi pasar malam tatkala pada saat singer sedang melantunkan lagu-lagu cinta yang romantis, seorang anggota keluarga ataupun teman naik ke panggung menyanyikan sebuah lagu putus cinta yang menyedihkan. Mungkin hanya lagu tersebut yang bisa dinyanyikannya. Suaranya yang ’cempreng’ pun hanya pas sebagai penyanyi kamar mandi, namun dengan bangganya dia bernyanyi sekeras-kerasnya. Ataupun seorang kakek yang menyanyikan lagu seriosa yang menyerupai lagu kematian. Benar-benar suatu bencana…suasana resepsi yang indah berubah menjadi pasar malam. Hal ini terjadi karena tidak ada seseorang yang berani berkata tidak untuk hal-hal demikian.
Contoh lainnya, salah satu teman saya baru menyadari setelah melihat foto-foto pernikahannya bahwa ternyata dia tidak memiliki satu foto pernikahanpun bersama ibu kandungnya. Sesuatu yang disesalinya sampai sekarang, apa boleh dikata…hal tersebut telah terjadi dan itu hanya ada sekali seumur hidupnya.
Merencanakan suatu pernikahan perlu dipikirkan dengan matang. Pilihlah vendor-vendor untuk mendukung pernikahan Anda yang bisa dipercaya. Jangan asal memilih vendor-vendor seperti catering, fotografer, wedding planner, MC dan lainnya karena pernikahan Anda bisa menjadi suatu bencana.
Pilihlah vendor yang bisa mengerti keinginan Anda dan bisa mewujudkan mimpi Anda tentang suatu pernikahan yang indah.
Karena pernikahan hanya sekali seumur hidup, tidak seperti pesta ulang tahun yang bisa kita ulang setiap tahunnya. Jadikanlah pernikahan Anda menjadi pernikahan yang tak terlupakan…





Sumber : hendrayeo.com